Articles 
 
Train up a child in the way he should go; even when he is old he will not depart from it. ~ Proverbs 22:6
Parents Enrichment Seminar ~ Make Time for the Best Thing in My Life
07 Apr 2018
Banyak orangtua yang tidak mengerti masalah-masalah yang dihadapi anak-anak mereka. Jika kita tidak memulai untuk mengenali tahap-tahap perkembangan anak-anak kita, kita akan kehilangan masa-masa terbaik mereka. Dr. Heryanti membagikan beberapa tahap umur anak-anak, sebagai berikut :

- Bayi 0-3 tahun = waktu untuk mengenali kepribadian dan watak anak kita.

- Anak usia 3-12 tahun = waktu untuk kita perlu mengendalikan kehidupan sang anak termasuk watak dan psikologis anak tersebut.

- Anak usia 12-18 tahun = waktu untuk sang anak belajar mengendalikan kehidupannya.

Anak usia  18-22 tahun = waktu dimana anak-anak tersebut belajar mengendalikan kehidupan dia sendiri.

Selain perkembangan anak dalam segi umur secara kronologis, orangtua juga perlu mengambil waktu untuk mengisi perkembangan psikologis anak. Berikut beberapa tips yang diberikan oleh Dr. Heryanti dalam mengawasi perkembangan psikologis anak anda.

1. Panggung idol (keteladanan)

Orangtua adalah idola pertama anak anda. Para ahli menemukan fakta bahwa anak-anak belajar secara observasional. Orang pertama yang diperhatikan dan diikuti oleh anak-anak adalah orangtua mereka. Oleh karena itu, sebagai orangtua, kita dituntut untuk memberikan teladan yang baik kepada anak-anak kita. Anak-anak kita ibarat sebuah bangunan. Bagus atau tidaknya bangunan tersebut ditentukan oleh tukangnya. Tuhan adalah arsitek anak-anak tersebut, dan kita orangtua adalah tukang bangunan tersebut. Orangtua harus mengasuh anak-anak untuk masa depan mereka, bukan masa lalu. Jadi kita tidak seharusnya mengadopsi cara mendidik ibu kita, tapi kita harus datang ke Tuhan untuk mendapatkan hikmat tersendiri bagi anak-anak kita.

2. Jangan disambil

Dalam mendidik anak-anak, orangtua harus jadikan hal tersebut sebagai prioritas utama mereka, bukan sebagai pekerjaan sambilan. Prinsipnya adalah kalo tidak ada waktu, maka kita sebagai orangtua yang harus menciptakan waktu tersebut untuk mendidik anak-anak kita, baik untuk ibu-ibu yang bekerja maupun untuk ibu-ibu yang memilih untuk menjadi ibu rumah tangga.

3. Lakukanlah sebagai suatu kehormatan dan kesenangan , bukan sebagai beban atau tuntutan.

Anak-anak adalah titipan Tuhan buat kita, para orangtua. Ketika Tuhan menitipkan kita anak-anak tersebut, Tuhan memandang kita sanggup untuk mendidik dan merawat anak-anak tersebut. Kalo orangtua tidak berperan secara maksimal dalam hal ini, siapapun bisa menggantikan posisi anda sebagai orangtua, contoh: teman-teman anak-anak anda, asisten rumah tangga, atau bahkan tontonan-tontonan yang bisa diakses kapan saja dan dimana saja oleh anak-anak anda.  Orangtua harus mengerti dan mendapatkan tuntunan Tuhan, supaya bisa mengisi hati anak-anak anda.

4. Bermain dan dan bersenang-bersenang untuk mengajar anak-anak anda.

Para ahli menemukan bahwa cara yang terbaik untuk mengajarkan anak-anak anda tentang pengetahuan yang mereka butuhkan adalah melalui permainan. Ketika bermain, anak-anak dalam kondisi yang tenang dan senang. Sehingga mereka dapat menyerap pelajaran-pelajaran tersebut lebih banyak.

5. Temukan “Teachable Moment” untuk perkenalkan Tuhan. 

Untuk membuat Tuhan jadi nyata dalam hidup anak-anak kita, kita sendiri sebagai orangtua harus mempunyai hubungan yang akrab dengan Tuhan. Tuhan harus menjadi prioritas utama dalam diri kita sebagai orangtua. Berdoa dan membaca Firman Tuhan dan melakukan Firman tersebut, harus menjadi gaya hidup yang bisa diteladani oleh anak-anak kita dalam melalui hidup kita. Kita harus memotivasi anak-anak kita untuk melayani Tuhan tanpa meminta imbalan.  Dalam hal ini, Dr. Heryanti juga mengundang para orangtua untuk bergabung dalam grup pembacaan Alkitab yang dipimpin oleh beliau sendiri. Berikut adalah nomer Whatsapp yang bisa di-“invite” oleh bapak-bapak dan ibu-ibu : 0812-1100-212.


Sekilas mengenai pembicara:

Dr. Heryanti Satyadi M.Si Psi., adalah pendiri dari I Love My Psychologist pada tahun 2004 and beliau juga seorang Psikolog Klinis lulusan Universitas Indonesia. Dr. Heryanti adalah seorang praktisi yang berpengalaman selama lebih dari dua puluh tahun dan terus berupaya mengembangkan dan mengamalkan disiplin ilmu psikologi bersama tim I Love My Psychologist.

 


 

Testimonial
Bagi saya, yang membuat Life Community School berbeda dengan sekolah lain adalah karena metode kurikulum yang dipakainya, yaitu A.C.E Curriculum yang sangat mengutamakan individualized and mastery-based learning. Hal ini sangat cocok untuk anak-anak saya, sehingga mereka bisa belajar dengan lebih baik, mengerti dan memahami yang mereka pelajari, sesuai dengan kecepatannya.

Saya merasakan perubahan positif ketika anak-anak saya bersekolah di Life Community School, yaitu dalam hal karakter. Karakter mereka menjadi lebih baik. Selain itu, karena mereka juga diajarkan goal setting, maka anak-anak saya jadi tahu tentang prioritas dan tanggung jawab.

Saya sebagai orangtua sangat bersyukur anak-anak saya bisa ada di Life Community School. Metode individualized dan mastery-based learning ini memiliki keistimewaan dan segi positif untuk anak-anak belajar. Jadi saya harap, para orangtua bisa melihat ini sebagai hal yang baik, dan jangan ragu-ragu untuk menyekolahkan anak-anaknya di Life Community School.

~ Ms. Ria Nathania ~ Parent of Wayne and Adriel (Elementary Students)


Testimonial
Bagi saya, yang membuat Life Community School berbeda dengan sekolah lain adalah karena metode kurikulum yang dipakainya, yaitu A.C.E Curriculum yang sangat mengutamakan individualized and mastery-based learning. Hal ini sangat cocok untuk anak-anak saya, sehingga mereka bisa belajar dengan lebih baik, mengerti dan memahami yang mereka pelajari, sesuai dengan kecepatannya.

Saya merasakan perubahan positif ketika anak-anak saya bersekolah di Life Community School, yaitu dalam hal karakter. Karakter mereka menjadi lebih baik. Selain itu, karena mereka juga diajarkan goal setting, maka anak-anak saya jadi tahu tentang prioritas dan tanggung jawab.

Saya sebagai orangtua sangat bersyukur anak-anak saya bisa ada di Life Community School. Metode individualized dan mastery-based learning ini memiliki keistimewaan dan segi positif untuk anak-anak belajar. Jadi saya harap, para orangtua bisa melihat ini sebagai hal yang baik, dan jangan ragu-ragu untuk menyekolahkan anak-anaknya di Life Community School.

~ Ms. Ria Nathania ~ Parent of Wayne and Adriel (Elementary Students)

 
Taman Meruya Ilir Blok D10 No. 1 B-C-D,
Jakarta Barat 11620
   
021 - 5890 0224 & 021 - 5890 0153
info@lifecommunityschool.sch.id
   
Home
About
Academic
Articles
FAQ
Contact Us

Taman Meruya Ilir Blok D10 No. 1 B-C-D,
Jakarta Barat 11620

021 - 5890 0224 & 021 - 5890 0153

info@lifecommunityschool.sch.id
 
 
 
  Design & Development for Life Community School -
Version 2.0 - 2023