Banyak orangtua yang tidak mengerti
masalah-masalah yang dihadapi anak-anak mereka. Jika kita tidak memulai untuk
mengenali tahap-tahap perkembangan anak-anak kita, kita akan kehilangan
masa-masa terbaik mereka.
Dr. Heryanti membagikan beberapa tahap umur anak-anak, sebagai berikut :
- Bayi 0-3
tahun = waktu untuk mengenali kepribadian dan watak anak kita.
- Anak
usia 3-12 tahun = waktu untuk kita perlu mengendalikan kehidupan sang anak
termasuk watak dan psikologis anak tersebut.
- Anak
usia 12-18 tahun = waktu untuk sang anak belajar mengendalikan kehidupannya.
Anak
usia 18-22 tahun = waktu dimana
anak-anak tersebut belajar mengendalikan kehidupan dia sendiri.
Selain
perkembangan anak dalam segi umur secara kronologis, orangtua juga perlu
mengambil waktu untuk mengisi perkembangan psikologis anak. Berikut beberapa
tips yang diberikan oleh Dr. Heryanti dalam mengawasi perkembangan psikologis anak anda.
1. Panggung idol (keteladanan)
Orangtua
adalah idola pertama anak anda. Para ahli menemukan fakta bahwa anak-anak
belajar secara observasional. Orang pertama yang diperhatikan dan diikuti oleh
anak-anak adalah orangtua mereka. Oleh karena itu, sebagai orangtua, kita
dituntut untuk memberikan teladan yang baik kepada anak-anak kita. Anak-anak kita
ibarat sebuah bangunan. Bagus atau tidaknya bangunan tersebut ditentukan oleh
tukangnya. Tuhan adalah arsitek anak-anak tersebut, dan kita orangtua adalah
tukang bangunan tersebut. Orangtua harus mengasuh anak-anak untuk masa depan
mereka, bukan masa lalu. Jadi kita tidak seharusnya mengadopsi cara mendidik
ibu kita, tapi kita harus datang ke Tuhan untuk mendapatkan hikmat tersendiri
bagi anak-anak kita.
2. Jangan disambil
Dalam mendidik anak-anak, orangtua harus jadikan hal tersebut
sebagai prioritas utama mereka, bukan sebagai pekerjaan sambilan. Prinsipnya
adalah kalo tidak ada waktu, maka kita sebagai orangtua yang harus menciptakan
waktu tersebut untuk mendidik anak-anak kita, baik untuk ibu-ibu yang bekerja
maupun untuk ibu-ibu yang memilih untuk menjadi ibu rumah tangga.
3.
Lakukanlah sebagai suatu kehormatan dan kesenangan , bukan sebagai beban atau
tuntutan.
Anak-anak adalah titipan Tuhan buat kita, para orangtua.
Ketika Tuhan menitipkan kita anak-anak tersebut, Tuhan memandang kita sanggup
untuk mendidik dan merawat anak-anak tersebut. Kalo orangtua tidak berperan
secara maksimal dalam hal ini, siapapun bisa menggantikan posisi anda sebagai
orangtua, contoh: teman-teman anak-anak anda, asisten rumah tangga, atau bahkan
tontonan-tontonan yang bisa diakses kapan saja dan dimana saja oleh anak-anak
anda. Orangtua harus mengerti dan
mendapatkan tuntunan Tuhan, supaya bisa mengisi hati anak-anak anda.
4.
Bermain dan dan bersenang-bersenang untuk mengajar anak-anak anda.
Para ahli menemukan bahwa cara yang terbaik untuk mengajarkan
anak-anak anda tentang pengetahuan yang mereka butuhkan adalah melalui
permainan. Ketika bermain, anak-anak dalam kondisi yang tenang dan senang.
Sehingga mereka dapat menyerap pelajaran-pelajaran tersebut lebih banyak.
5.
Temukan “Teachable Moment” untuk perkenalkan Tuhan.
Untuk
membuat Tuhan jadi nyata dalam hidup anak-anak kita, kita sendiri sebagai orangtua harus mempunyai hubungan yang akrab dengan Tuhan. Tuhan harus menjadi
prioritas utama dalam diri kita sebagai orangtua. Berdoa dan membaca Firman
Tuhan dan melakukan Firman tersebut, harus menjadi gaya hidup yang bisa
diteladani oleh anak-anak kita dalam melalui hidup kita. Kita harus memotivasi
anak-anak kita untuk melayani Tuhan tanpa meminta imbalan. Dalam hal ini, Dr. Heryanti juga mengundang
para orangtua untuk bergabung dalam grup pembacaan Alkitab yang dipimpin oleh beliau sendiri. Berikut adalah nomer Whatsapp yang bisa di-“invite” oleh
bapak-bapak dan ibu-ibu : 0812-1100-212.
Sekilas mengenai pembicara:
Dr. Heryanti Satyadi M.Si Psi., adalah pendiri dari I Love My Psychologist pada tahun 2004 and beliau juga seorang Psikolog Klinis lulusan Universitas Indonesia. Dr. Heryanti adalah seorang praktisi yang berpengalaman selama lebih dari dua puluh tahun dan terus berupaya mengembangkan dan mengamalkan disiplin ilmu psikologi bersama tim I Love My Psychologist.